Oleh : Ananta Wijayarana
adik pulang sekolah
tidur siang
kamu kegerahan
kipas angin volume tiga
terengah-engah
air putih es batu lima
berkeringat kulit lengket
mandi air dingin
cahaya menyinari kaca patri
mejikuhibiniu
duduk di pelataran rumahmu dengan air es di meja bersama dengan adik terkecilmu yang baru bisa bicara, “ularmelingkardiataspagarpakumarularmelingkardiataspagarpakumar”. sambil menunggu dirimu yang sedang beres-beres rumah, aku bercengkrama dengan adikmu. kebanyakan hahahihihuhuhehehoho. sejam berlalu air es tinggal setengah di gelas dan anjingmu yang kepanasan berteduh di dalam rumah dengan lidahnya yang menjulur keluar kehausan atau kepanasan atau terlalu lelah dengan anxietymu yang terlihat dari raut mukamu karena telah memecahkan guci kesayangan ayah.
hari sudah gelap
lampu dinyalakan
angin berembus kencang
jendela ditutup
adik lapar
makan krim sup
kamu kedinginan
oversized sweater
sekarang pukul 23.50
capcus
duduk di pelataran rumahmu dengan dua gelas kopi dan sebungkus rokok yang sudah habis lima batang. sambil menunggu kedatangan ayahmu pulang, kita bertukar kisah mengenang masa SD. kebanyakan hahahihihuhuhehehoho. tiga jam berlalu rokok tersisa tinggal dua batang dan terdengar suara ayahmu sudah pulang ke rumah mengakhiri segala penatnya aktivitas seharian tadi. kamu pergi ke dalam memenuhi panggilan ayahmu, meninggalkanku hanya menyisakan bau pantene total damage care dan clinique happy di hidungku. suara bentakan terdengar dari kejauhan. ayahmu marah karena guci kesayangannya pecah. situasi kembali menjadi panas sepanas siang tadi yang bersuhu 32°C.
PENULIS MERUPAKAN MAHASISWA ILMU KOMUNIKASI UB 2016. ANGGOTA DIVISI PSDM LPM PERSPEKTIF