Lompat ke konten

Peringati Hari Buruh, Gelar Aksi Teatrikal

PEDIH - Salah satu aksi teatrikal yang menggambarkan kondisi kesejahteraan buruh dalam peringatan Hari Buruh (01/05) 2016 yang digelar di depan Museum Brawijaya, Malang. (Biyan/Perspektif)
PEDIH - Salah satu aksi teatrikal yang menggambarkan kondisi kesejahteraan buruh dalam peringatan Hari Buruh (01/05) 2016 yang digelar di depan Museum Brawijaya, Malang. (Biyan/Perspektif)
PEDIH – Salah satu aksi teatrikal yang menggambarkan kondisi kesejahteraan buruh dalam peringatan Hari Buruh (01/05) 2016 yang digelar di depan Museum Brawijaya, Malang. (Biyan/Perspektif)

Malang, PERSPEKTIF – Guna memperingati hari buruh, Aliansi Rakyat Malang Bersatu gelar aksi teatrikal. Aksi yang digelar di depan Museum Brawijaya, Minggu (1/5), itu menggambarkan kondisi buruh hari ini yang kerap mengalami penindasan.

Selain itu, dalam peringatan hari buruh ini, Aliansi yang terdiri dari beberapa elemen seperti Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Malang, serikat buruh, dan organisasi mahasiswa ini menyuarakan beberapa tuntutan. Diantaranya adalah mencabut Peraturan Pemerintah (PP) No.78 Tahun 2015 tentang pengupahan, pengusutan kriminalisasi aktivis buruh hingga tuntas serta jaminan pendidikan dan kesejahteraan bagi buruh.

Terkait dengan kriminalisasi aktivis buruh, humas aksi, Firman Rendi menyatakan kriminalisasi tersebut justru bertentangan dengan prinsip demokrasi. Menurutnya, kriminalisasi terhadap aktivis buruh yang bertujuan menegakkan aturan yang diatur dalam undang-undang adalah hal yang aneh.

Selain itu, Firman Rendi juga menuturkan banyak kerugian yang dialami buruh terkait dengan konsep undang-undang yang dibuat oleh pemerintah.“PP. 78/2015 itu justru mereduksi hak-hak yang seharusnya didapat oleh buruh,” ujar Firman Rendi. (rip)

(Visited 181 times, 1 visits today)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terbaru

Iklan

E-Paper

Popular Posts

Apa yang kamu cari?